Pakaian Bertahan Hidup Untuk Keadaan Darurat Luar Ruangan
Mungkin Anda tidak perlu belajar tentang pakaian bertahan hidup. Mungkin Anda selalu mendaki dengan jaket cadangan. Mungkin Anda tidak pernah pergi ke hutan belantara dalam semalam, tetapi hanya untuk hiking siang hari. Atau Anda membawa banyak pakaian hangat saat melakukan backpacking.
Meskipun demikian, ratusan orang meninggal atau hampir mati setiap tahun karena paparan. Mereka pikir mereka sudah siap. Mereka tidak berharap pakaian mereka basah karena jatuh ke sungai, mereka tidak mengira akan berada di luar sana untuk malam ini, atau mereka tersesat selama berhari-hari.
Saat turun dari Gunung Whitney, saya bertemu dengan beberapa remaja putra berkemeja dalam perjalanan ke atas, bertekad untuk mencapai puncak. Mereka tidak memiliki peralatan, dan tidak cukup waktu, tetapi mereka mungkin berhasil sampai di sana saat matahari terbenam. Mereka juga pasti tidak berhasil sampai sejauh sebelas mil kembali ke mobil mereka sebelum gelap. Itu di bawah titik beku malam itu, jadi saya membayangkan mereka paling tidak nyaman.
Pakaian Survival Cepat
Pakaian bertahan hidup apa yang bisa mereka buat dalam situasi itu? Salah satunya memang memiliki jaket tipis. Dia bisa saja menggunakan kausnya sebagai topi (banyak panas yang hilang melalui kepala) dan mengisi jaketnya dengan bulu dari kepala benih cattail untuk isolasi. (Cattail down pernah digunakan untuk mengisi pelampung oranye tua itu.)
Isolasi adalah prinsip penting di sini. Anda bisa mengisi jaket, kemeja, sweter atau celana dengan daun kering, milkweed down, pakis pakis atau hampir apapun yang menciptakan banyak “ruang udara mati”. Lebih baik jika Anda memiliki dua lapisan untuk diapit di antaranya, tetapi menjadi gatal lebih baik daripada dibekukan.
Dalam selai, Anda juga bisa menggunakan daun datar tanaman cattail untuk menenun rompi yang akan menghalangi angin dan hujan. Dua kantong roti penuh milkweed down atau serat tumbuhan sutra lainnya membuat sarung tangan hangat (ikat di pergelangan tangan). Kantong plastik berisi bahan yang sama bisa diikat ke kepala sebagai topi.
Biasanya, Anda sebaiknya melihat dulu apa yang Anda miliki, sebelum membunuh binatang untuk diambil kulitnya, atau menenun rok rumput. Jika Anda memiliki kantong tidur, itu bisa berfungsi ganda sebagai mantel – cukup bungkus di sekitar Anda. Kaus kaki bisa jadi sarung tangan, dan kantong sampah bisa dijadikan celana salju.
Kantong sampah juga bisa menjadi jas hujan. Jika tidak, ikat rerumputan dengan erat di sepanjang tali atau setrip kain, lalu lilitkan di bahu Anda. Ini akan mencegah hujan ringan. Anda juga bisa membuat tudung hujan dari kulit kayu birch.
Di gurun, Anda dapat membuat topi matahari dari daun besar, seperti yang berasal dari palem kipas. Rangkai beberapa untuk membungkus bahu Anda untuk mencegah sengatan matahari.
Anda mungkin tidak perlu menggunakan kulit binatang untuk pakaian bertahan hidup. Anda mungkin tidak akan pernah kehilangan sepatu dan perlu merekatkan kulit pohon ke kaki Anda dengan getah pinus, untuk hiking. Namun, mengetahui cara berimprovisasi beberapa potong pakaian dasar untuk bertahan hidup dapat membuat Anda lebih nyaman, dan mungkin menyelamatkan hidup Anda.
Belanja Gadget Anda berikutnya di DX.com
DEAL EXTREME memiliki salah satu toko belanja online terbesar dan paling beragam. Mereka memiliki lebih dari 1000 kategori produk, 210.000 item dan 1000 penambahan harian. Mengunjungi DX.com untuk penawaran khusus dan promosi yang hanya ditawarkan di halaman mereka.
